Nama :
Putri Nurul Amalia
NIM :
1105669
Mata Kuliah :
Kemahiran Berbahasa Produktif (menulis)
Pria Gagah nan Berwibawa
Biasanya, bagi seorang anak perempuan
yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya
merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh
dari kedua orang tuanya, akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya. Lalu
bagaimana dengan Ayah? Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk
menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayahlah yang mengingatkan Ibu
untuk menelponmu.
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibulah
yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi sepulang Ayah bekerja
dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa
yang kau
lakukan seharian.
lakukan seharian.
Pada saat dirimu masih seorang anak
perempuan kecil. Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda, dan
setelah ia mengganggapmu bisa, ia akan melepaskan roda bantu di sepedamu. Kemudian
Ibu bilang “Jangan dulu yah, jangan
dilepas dulu roda bantunya”. Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluk,
tapi sadarkah kamu? Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan
menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya pasti
bisa.
Pada saat kamu menangis merengek
meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba, tetapi Ayah akan
mengatakan dengan tegas “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang” Ayah
melakukan itu karena ia tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua
tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Ayah yang
terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata ”Sudah dibilang!
Kamu jangan minum air dingin!”. Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan
menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar
mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja. Kamu
mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan ia bersikap tegas
dan mengatakan “Tidak boleh!”. Ia melakukan itu untuk menjagamu, karena bagi
dia, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga. Setelah itu
kamu marah pada Ayah dan masuk ke kamar sambil membanting pintu, dan yang
datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu. Saat itu Ayah
memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa dia sangat ingin
mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia harus menjagamu!
Ketika saat seorang cowok mulai sering
menelponmu atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Ayah akan memasang wajah
paling cool. Ayah sesekali menguping
atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu. Itu karena hati
Papa merasa cemburu!
Saat kamu mulai lebih dipercaya dan Ayah
melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk
melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukanAyah adalah duduk di ruang tamu dan
menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawat. Setelah perasaan khawatir itu
berlarut-larut. Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan
mengeras dan memarahimu. Bahwa ini karena hal yang sangat ditakuti dia akan
segera datang “Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkannya”
Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit
memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur. Ketahuilah, bahwa seluruh
paksaan yang dilakukan Papa itu semata-mata hanya karena memikirkan masa
depanmu nanti, tetapi ia tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak
sesuai dengan keinginannya.
Ketika kamu menjadi gadis dewasa, dan
kamu harus pergi kuliah dikota lain. Ayah harus melepasmu di bandara. Badannya
terasa kaku untuk memelukmu? Hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini-itu,
dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal ia ingin sekali menangis seperti Ibu
dan memelukmu erat-erat. Yang ia lakukan hanya menghapus sedikit air mata di
sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Ayah melakukan itu semua agar kamu kuat. Kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk
membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening
adalah Ayah. Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa
sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi
sekedar meminta boneka baru.
Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah “Tidak… Tidak bisa!”. Padahal dalam batin, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”. Pada saat itu ia merasa gagal membuat anaknya tersenyum.
Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah “Tidak… Tidak bisa!”. Padahal dalam batin, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”. Pada saat itu ia merasa gagal membuat anaknya tersenyum.
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang
sarjana. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan
untukmu. Akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “Putri kecilnya yang tidak
manja berhasil tumbuh dewasa dan telah menjadi seseorang”.
Sampai saat seorang teman lelakimu
datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya. Ayah akan
sangat berhati-hati memberikan izin. Karena ia tahu, bahwa Lelaki itulah yang
akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya. Saat Ayah melihatmu
duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang dianggapnya pantas
menggantikannya, ia pun tersenyum bahagia. Dihari yang bahagia itu ia pergi
kebelakang panggung sebentar, dan menangis. Menangis karena ia sangat bahagia.
Kemudian Ayah berdoa. Dalam lirih
doanya kepada Tuhan, ia berkata “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik. Putri
kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik. Bahagiakanlah
ia bersama suaminya”.
Setelah itu Papa hanya bisa menunggu
kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk. Dengan
rambut yang telah dan semakin memutih. Dan badan serta lengan yang tak lagi
kuat untuk menjagamu dari bahaya. Ia telah menyelesaikan tugasnya.
Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita adalah
sosok yang harus selalu terlihat kuat. Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak
menangis. Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu, dan dia
adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “kamu bisa” dalam segala hal
apapun.