Senin, 16 April 2012

Pria Gagah nan Berwibawa


Nama                             : Putri Nurul Amalia
NIM                               : 1105669
Mata Kuliah                   : Kemahiran Berbahasa Produktif (menulis)
Pria Gagah nan Berwibawa
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya, akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya. Lalu bagaimana dengan Ayah? Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu,  jika ternyata Ayahlah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu.
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibulah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau
lakukan seharian.
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil. Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda, dan setelah ia mengganggapmu bisa, ia akan melepaskan roda bantu di sepedamu. Kemudian  Ibu bilang “Jangan dulu yah, jangan dilepas dulu roda bantunya”. Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluk, tapi sadarkah kamu? Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya pasti bisa.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba, tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang” Ayah melakukan itu karena ia tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata ”Sudah dibilang! Kamu jangan minum air dingin!”. Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja. Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan ia bersikap tegas dan mengatakan “Tidak boleh!”. Ia melakukan itu untuk menjagamu, karena bagi dia, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga. Setelah itu kamu marah pada Ayah dan masuk ke kamar sambil membanting pintu, dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu. Saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa dia sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia harus menjagamu!
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Ayah akan memasang wajah paling cool. Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu. Itu karena hati Papa merasa cemburu!
Saat kamu mulai lebih dipercaya dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukanAyah adalah duduk di ruang tamu dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawat. Setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut. Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan memarahimu. Bahwa ini karena hal yang sangat ditakuti dia akan segera datang “Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkannya”
Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata-mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti, tetapi ia tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginannya.
Ketika kamu menjadi gadis dewasa, dan kamu harus pergi kuliah dikota lain. Ayah harus melepasmu di bandara. Badannya terasa kaku untuk memelukmu? Hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini-itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal ia ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat. Yang ia lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”. Ayah melakukan itu semua agar kamu kuat. Kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah. Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru.
Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah “Tidak… Tidak bisa!”. Padahal dalam batin, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”. Pada saat itu ia merasa gagal membuat anaknya tersenyum.
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “Putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa dan telah menjadi seseorang”.
Sampai saat seorang teman lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya. Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin. Karena ia tahu, bahwa Lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya. Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang dianggapnya pantas menggantikannya, ia pun tersenyum bahagia. Dihari yang bahagia itu ia pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis. Menangis karena ia sangat bahagia.
Kemudian Ayah berdoa. Dalam lirih doanya kepada Tuhan, ia berkata “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik. Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik. Bahagiakanlah ia bersama suaminya”.
Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk. Dengan rambut yang telah dan semakin memutih. Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya. Ia telah menyelesaikan tugasnya.
Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat. Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis. Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu, dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “kamu bisa” dalam segala hal apapun.

Minggu, 01 April 2012

Gebyar Bahasa dan Sastra Indonesia UPI 2012






Pendahuluan

Gebyar bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu program kerja Hima Satrasia yang hadir sejak tahun 2005. Program ini terselenggara dari tahun ke tahun sebagai sebuah sarana untuk mengokohkan jati diri bahasa dan sastra Indonesia.
Setiap tahunnya, GBSI dikemas dengan corak yang beragam. Namun demikian, betapapun beragam, tetap memiliki semangat dan esensi yang sama. Di dalamnya terdapat berbagai bentuk kegiatan yang kesemuanya bermuara pada satu titik tuju: pengokohan jati diri bahasa dan sastra Indonesia. Dengan demikian, kami berharap kehadiran GBSI ini menjadi satu agenda penting bangsa Indonesia dalam menuju peradaban bangsa yang didambakan.

Profil Hima Satrasia

Hima Satrasia adalah organisasi mahasiswa intrauniversiter yang berdiri sejak 1963.Kehadiran Hima Satrasia di lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia (Jurdiksatrasia FPBS UPI) membawa keberkahan tersendiri. Organisasi ini telah banyak melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang siap memimpin di masa depan.
Dalam eksistensinya yang telah mencapai 49 tahun, Hima Satrasia senantiasa berusaha untuk menjadi organisasi yang terdepan. Hal ini termaktub dalam dua fungsi diantara enam fungsi Hima Satrasia. Pertama, fungsi Hima Satrasia sebagai pusat sarana pengembangan kepemimpinan dan manajemen keterampilan mahasiswa. Kedua, fungsi Hima Satrasia sebagai pusat pengembangan minat dan bakat mahasiswa jurdiksatrasia.

Segala Info lomba (Gebyar Bahasa dan Sastra Indonesia) GBSI dapat di akses melalui http://gbsiupi.blogspot.com/ . Mari ikut berpartisipasi :)

Sabtu, 31 Maret 2012

maaf



ditaman yang sepi , bertahun silam kumenemukan air matamu

maaf .
kumatikan simpul-simpul kebahagiaanmu karena menunggumu melelahkan

Rabu, 28 Maret 2012

Pilihan yang Tepat atau Tepatnya Tidak Ada Pilihan Lagi



Pada akhirnya genggaman jemari kita mulai berjarak
langkah melebar...
kau kian bergegas dan aku mulai berkemas

Menyerah saja !
Kupikir ya. Menyerah saja ! Pilihan yang tepat atau tepatnya tidak ada pilihan lagi

Tak ada apapun disini, selain rasa yang jelas tak kasat mata
Bahkan kini, hanya puing bangunan yang tanpa pondasi, pintu atau jendela

Entah apa ini kebetulan saja atau sesuatu yang Maha mengatur langkahmu menemukanku.
Menyentuh altar hatiku yang nyaris tanpa penghuni

Kebetulan yang manis juga. Saat kita berdua lelah, wanita itu hadir menggantikanku
Upz... Mungkin tidak, karena aku tak pernah benar-benar ada di sana
Dia hadir mengisi apa yang tidak sungguh-sungguh kutinggali

Mataku berat. Seolah ada ribuan galon air menyeruak tumpah tanpa terbendung, ini bukan kemarahan, ini kelegaan pada sesuatu yang bernama ketidakpastian

Pengantar Stratistika ~ CODING SCHEME and CODING FORM

CODING SCHEME
ANALISIS KEMAMPUAN BERBAHASA DAN INTENSITAS KESALAHAN PELAFALAN BEBERAPA KATA
DALAM TES BERPIDATO MAHASISWA BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
KELAS NON PENDIDIKAN A 2011

No.
Kategori
Kode
Keterangan Sel
1
Nama

1 dan 2
2
Jenis Kelamin
Laki-laki : 1
3


Perempuan : 2
3
Umur

4 dan 5
4
Latar belakang pendidikan
SMA IPA : 1
6


SMA IPS : 2


SMA Bahasa : 3
5
Kemampuan berbahasa Indonesia yang baik

7, 8, dan 9
6
Intonasi
Tepat : 1
10


Kurang tepat : 2
7
Tingkat kenyaringan
Nyaring : 1
11


Kurang nyaring : 2


Tidak terdengar : 3
8
Gesture
Tepat : 1
12


Kurang tepat : 2
9
Intensitas kesalahan pelafalan beberapa kata
Banyak : 1
13

yang sulit
Sedikit : 2

CODING FORM

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
0
1
2
1
7
1
0
8
0
1
2
1
2
2
0
2
2
1
9
3
0
9
0
1
1
1
1
3
0
3
1
1
7
3
0
7
5
2
2
1
2
4
0
4
2
1
8
2
0
7
0
2
2
2
2
5
0
5
1
1
9
1
0
8
5
1
2
1
1
6
0
6
1
2
0
1
0
6
5
2
3
2
2
7
0
7
2
1
8
2
0
7
4
2
2
1
2
8
0
8
1
1
9
2
0
8
2
1
2
2
1
9
0
9
2
1
7
3
0
7
8
2
1
1
2
10
1
0
2
1
8
1
0
8
6
1
2
1
1
11
1
1
1
2
0
2
0
7
3
1
2
2
2
12
1
2
2
1
9
3
0
8
5
2
2
2
2
13
1
3
1
1
7
2
0
6
3
2
3
2
2
14
1
4
1
1
9
3
0
9
0
1
1
1
1
15
1
5
2
2
0
1
0
7
4
2
1
2
2
16
1
6
1
1
8
3
0
7
7
1
2
2
1
17
1
7
1
1
9
3
0
8
9
1
2
1
1
18
1
8
2
2
0
2
0
7
9
2
1
2
2
19
1
9
2
1
7
1
0
8
8
1
1
2
2
20
2
0
1
1
9
1
0
7
6
1
2
1
2
21
2
1
1
1
8
3
0
8
3
1
1
2
1